Menkeu Dorong Dialog dan Kerja Sama di Forum Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral

Menkeu Dorong Dialog dan Kerja Sama di Forum Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. (Dok. Kemenkeu)

Malaysia, WaraWiri.net - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Thomas Djiwandono menghadiri pertemuan ke-12 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (12th ASEAN Finance Ministers’ and Central Bank Governors’ Meeting/AFMGM) di Kuala Lumpur, Malaysia pada 10 April 2025. Pertemuan ini memperkuat sentralitas ASEAN dengan mendorong kepercayaan strategis antarnegara melalui dialog, diplomasi, dan niat baik yang berkelanjutan. Hal ini menjadi penting di tengah dinamika perekonomian global yang terjadi akibat kebijakan tarif yang dikenakan Amerika Serikat.
 
Dengan keterbukaan ekonomi negara-negara anggota ASEAN dan tingginya keterikatan pada perdagangan eksternal, faktor-faktor seperti perlambatan pertumbuhan global, kontraksi perdagangan internasional, serta berkurangnya arus investasi dapat berdampak buruk pada prospek pertumbuhan kawasan. Ketidakpastian yang timbul dari pengenaan tarif dan potensi pembalasan dapat menimbulkan risiko peningkatan volatilitas baik dalam arus modal maupun nilai tukar bagi negara-negara ASEAN.

Sebagai respons, ASEAN menegaskan kembali komitmennya untuk mendorong sistem perdagangan multilateral yang terbuka, inklusif, dan berbasis aturan serta integrasi ekonomi ASEAN. ASEAN juga menyatakan kesiapan untuk bekerja sama secara konstruktif dengan semua mitra, termasuk Amerika Serikat, guna menemukan solusi yang seimbang, berwawasan ke depan, dan mendukung ekonomi global yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Pada pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dilaksanakan diskusi dengan perwakilan Lembaga Keuangan Internasional diantaranya IMF, ADB, WB, AMRO, dan Sekretarait ASEAN serta pakar ekonomi internasional membahas outlook ekonomi global dan regional, serta isu terkait kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat. Dalam sesi ini, Menkeu Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa Indonesia akan merespons dan mengambil langkah-langkah strategis. Retaliasi bukanlah solusi, melainkan kerja sama dan negosiasi, khususnya dalam menghadapi isu hambatan tarif maupun non-tarif. “Saya bekerja erat dengan Gubernur Bank Indonesia, dalam menjaga stabilitas dan kepercayaan. Ini bukan hal yang mudah, terutama karena ini adalah isu yang kompleks dan perlu ditangani secara simultan apakah itu dalam bentuk nilai tukar, imbal hasil Surat Utang Negara, dan tentu saja kepercayaan pasar terhadap pasar modal. Kami berharap ini hanya respons jangka pendek,” tegas Menkeu Sri Mulyani Indrawati.

Dalam AFMGM juga dibahas perkembangan berbagai inisiatif di antaranya, versi 4 Taksonomi ASEAN sedang dikembangkan untuk memberikan cakupan yang komprehensif dari enam fokus Taksonomi ASEAN dan tiga sektor pendukungnya. Selain itu, forum AFMGM juga menyepakati usulan Malaysia yang melanjutkan inisiatif Indonesia untuk menyederhanakan proses kerja sama di jalur keuangan dengan melihat keterkaitan substansi antar komite kerja, serta inisiatif ASEAN Power Grid Financing Facility (APGFF) yang melibatkan ADB dan WB.

Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani Indrawati bersama Wamenkeu Thomas Djiwandono juga hadir dalam pertemuan berformat lebih bebas yang membahas kebijakan penerapan tarif resiprokal liberation day, antara lain dalam Retreat Menteri Keuangan, serta pertemuan antara ASEAN dengan Business Councils di ASEAN. Untuk merespon langkah Amerika Serikat ini, anggota ASEAN sepakat untuk tidak melakukan retaliasi, namun akan melakukan negoisasi, baik secara bilateral maupun bersama-sama dalam kerangka kesepakatan perdagangan dan investasi dengan Amerika Serikat. Kondisi ketidakpastian dan guncangan besar dalam perekonomian akibat perang dagang Amerika Serikat-Tiongkok akan direspon dengan meningkatkan perdagangan dan investasi antar negara ASEAN sehingga inisatif integrasi sektor keuangan dan perekonomian ASEAN perlu dipercepat.

“Indonesia terus akan mempercepat dan meningkatkan langkah deregulasi dan menghilangkan halangan perdagangan dan investasi dalam negeri, dan sekaligus melakukan upaya diplomasi dan negosiasi untuk menjaga kepentingan ekonomi Indonesia dan kepentingan bersama dunia,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Forum khusus para Menteri Keuangan membahas berbagai kerja sama pada sektor keuangan, termasuk kerja sama di bidang pembiayaan infrastruktur melalui ASEAN Infrastructure Fund (AIF), pembiayaan risiko bencana, serta kepabeanan dan perpajakan. Dalam kesempatan ini, Indonesia melaporkan perkembangan dua forum yang diinisiasi dalam Keketuaan Indonesia pada 2023, yaitu pembentukan ASEAN Treasury Forum (ATF) serta revitalisasi wadah kolaborasi lintas sektor. Saat ini kolaborasi lintas sektor sudah berjalan untuk pembiayaan risiko bencana dan kolaborasi sektor kesehatan dan keuangan. Pada akhir sesi diluncurkan Rencana Aksi AIF 2025-2028 yang di dalamnya memuat rencana peningkatan kapasitas pembiayaan AIF dan komitmen mendukung pembiayaan proyek hijau bersama di ASEAN seperti ASEAN Power Grid untuk pencapaian target perubahan iklim ASEAN.

Tidak kalah pentingnya, dalam kesempatan ini Menkeu Sri Mulyani Indrawati dan Wamenkeu Thomas Djiwandono juga melakukan berbagai pertemuan bilateral dengan Menteri/Wakil Menteri dari Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Amerika Serikat, dan Asian Development Bank (ADB). Dalam pertemuan tersebut para delegasi saling bertukar pandangan terkait kebijakan tarif Amerika Serikat, serta potensi pengembangan kerja sama perdagangan bilateral antara Indonesia dan negara mitra. Dengan ADB, Menkeu menyampaikan update perekonomian Indonesia, area prioritas Pemerintah, dan komitmen kerja sama pembangunan dengan ADB. (Dinda)
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar







ADVERTISING

ADVERTISING