Menag Minta Pendidikan Kedepankan Aspek Rububiyah, Tidak Hanya Deduksi Akal

Menag Minta Pendidikan Kedepankan Aspek Rububiyah, Tidak Hanya Deduksi Akal. (Dok. Kemenag)

Jakarta, WaraWiri.net - Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan pentingnya pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai rububiyah atau aspek pengasuhan dan kelembutan, bukan hanya pendekatan deduksi akal seperti yang dominan dalam epistemologi modern.

Hal ini disampaikan Menag saat memberikan sambutan pada Muzakarah Nasional Pimpinan Pendidikan dan Pengukuhan Pengurus PERTI di Pekanbaru, Riau (23/4/2025).

“Kalau kita mengajarkan Al-Qur’an berarti kita mengajarkan cinta. Mengajarkan agama, kita mengajarkan cinta. Jangan-jangan kalau kita mengajarkan kebencian, justru itu tidak mengajarkan agama itu sendiri,” ujar Menag Nasaruddin Umar, Rabu (23/4/2025).

Menag menjelaskan bahwa dalam Asmaul Husna, 80% sifat Allah adalah sifat rububiyah yang menekankan aspek pengasuhan dan cinta, seperti Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Sementara sifat-sifat uluhiyah seperti Al-Muntaqim dan Al-Jabbar hanya disebutkan satu kali dalam Al-Qur’an.

“Lembaran-lembaran Qur’an dipenuhi gambaran sifat rububiyah. Contohnya sifat rahim, rahmat, rahima itu 114 kali terulang di dalam Al-Qur’an. Rahman terulang 57 kali di dalam Al-Qur’an,” ungkapnya.

Menag juga menyoroti dominasi pendekatan rasional dalam pendidikan modern yang cenderung mengabaikan sumber-sumber ilmu dalam Islam seperti wahyu, hadis, ilham, mimpi, dan ta’lim. Ia mendorong agar PERTI menghidupkan kembali kajian terhadap kitab-kitab turats warisan ulama terdahulu.

“Saya sangat mendukung kalau seandainya PERTI mau membangkitkan message yang dibawa oleh kitab-kitab turats kita," pungkas Menag. (Tedy)
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar







ADVERTISING

ADVERTISING