PMI Tutup Program Kesiapsiagaan Bencana

PMI Tutup Program Kesiapsiagaan Bencana. (Dok. PMI)

Jakarta, WaraWiri.net - Palang Merah Indonesia (PMI) secara resmi menutup tiga program pemberdayaan masyarakat dalam upaya pengurangan risiko bencana yang telah dilaksanakan di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatra Utara. Penutupan ketiga program ini dilakukan dalam lokakarya pembelajaran yang digelar di Jakarta pada Kamis (20/3).

Kepala Markas PMI Pusat, Arifin Muh. Hadi, menjelaskan bahwa dinamika global saat ini tidak memungkinkan kelanjutan program yang telah berjalan selama satu tahun terakhir di berbagai wilayah tersebut.

“Melalui lokakarya pembelajaran ini, kami menutup tiga program sekaligus dan mengambil hikmah dari keputusan ini. Kami sadar bahwa PMI bukan satu-satunya yang terdampak. Meskipun program-program ini ditutup, kami tetap berkomitmen untuk memperbaiki dan meningkatkan ketahanan organisasi agar tidak bergantung pada donor luar negeri,” ujar Arifin Muh. Hadi.

Sementara itu, Field Country Representative Palang Merah Amerika di Indonesia, Muchrizal Harris, menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mendukung serta melanjutkan kerja sama dengan PMI.

“Sebagai mitra, kami akan terus mendukung PMI. Dengan adanya perubahan kebijakan Pemerintah AS untuk menutup dukungan pendanaan tersebut, kami akan meninjau kembali skema pendekatan program yang telah dan akan dilaksanakan,” kata Muchrizal Haris.

Tiga Program yang Ditutup

Adapun tiga program yang resmi ditutup adalah:

1. Koalisi Masyarakat Tangguh Perkotaan untuk Panas Ekstrem (Coastal City Resilience and Extreme Heat Action - CoCHAP).

2. Program Kesiapsiagaan Gempa Bumi melalui Percontohan Retrofitting (Earthquake Readiness - EQR).

3. Red Ready.

Dalam lokakarya pembelajaran ini, PMI juga memaparkan berbagai pencapaian dari masing-masing program:

CoCHAP: PMI telah menyusun kajian indeks panas ekstrem bersama BMKG serta kajian dampak risiko panas ekstrem di Surabaya dan Medan. Program ini juga menggandeng 35 universitas di wilayah provinsi Sumatera Utara dalam kampanye edukasi panas ekstrem melalui pendekatan program pemerintah nasional Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

EQR: Di Kota Sukabumi dan Banyuwangi, program ini berhasil membuat peta risiko dan kerentanan di lima desa binaan, menguatkan 183 relawan Siaga Berbasis Masyarakat (SIBAT), serta menghasilkan panduan penguatan rumah tahan gempa (retrofitting).

Red Ready: PMI kini memiliki SOP dalam mengelola umpan balik yang sensitif serta mengembangkan SIAMO, yaitu sistem administrasi penugasan personel PMI.
Penutupan program ini menjadi momentum bagi PMI untuk terus memperkuat ketahanan organisasi dan mengembangkan strategi yang lebih mandiri dalam upaya pengurangan risiko bencana di Indonesia. (Slamet)
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar







ADVERTISING

ADVERTISING