Jakarta, WaraWiri.net - Kementerian PPN/Bappenas dan Badan Gizi Nasional (BGN) bekerja sama dengan IPB University dan UNICEF Indonesia, meluncurkan The National Centre of Excellence (NCoE) atau Pusat Unggulan Nasional untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) di IPB University, Selasa (11/02/2025).
Sejak diresmikan pada 6 Januari 2025, MBG ditargetkan menjangkau lebih dari 92,78 juta anak balita, anak sekolah dan santri, ibu hamil, dan menyusui sesuai target yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Sebagai salah satu Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden RI Prabowo Subianto, MBG bertujuan untuk membangun generasi sehat, cerdas, dan produktif menuju Indonesia Emas 2045.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menegaskan MBG merupakan inisiatif strategis yang relevan untuk mencapai Trisula Pembangunan Nasional 2029, yaitu pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, serta pengembangan SDM berkualitas.
“Program MBG memiliki tujuan utama untuk membangun generasi sehat, cerdas, dan produktif dengan beberapa tujuan khusus. Pertama, pemenuhan gizi ibu hamil dan menyusui, balita, dan anak sekolah. Kedua, meningkatkan prestasi, partisipasi pendidikan dan kehadiran siswa, serta mengurangi anak putus sekolah. Ketiga, meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, nelayan, pelaku UMKM, dan koperasi. Keempat, menciptakan lapangan kerja dan pengurangan beban penduduk miskin,” jelas Menteri Rachmat Pambudy dalam sambutannya.
NCoE MBG akan menjadi wadah untuk mengembangkan dan menguji desain MBG melalui kolaborasi multistakeholder, terdiri dari pemerintah, akademisi, industri pangan, dan organisasi masyarakat sipil.
NCoE MBG akan menjadi pusat yang berperan dalam pengajaran dan pelatihan, penelitian dan inovasi, manajemen pengetahuan, serta pengembangan kebijakan, yang mendukung BGN dalam menyusun kebijakan, peraturan, dan pedoman di tingkat nasional maupun daerah untuk memperluas cakupan dan meningkatkan kualitas program.
Selain itu, NCoE MBG juga akan menjalankan fungsi pemantauan dan evaluasi guna memastikan efektivitas pelaksanaan program.
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menegaskan langkah ini komitmen konkret mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia.
“Pendirian NCoE MBG ini adalah langkah strategis memastikan MBG tidak hanya berjalan secara efektif, tetapi juga berkelanjutan. Kami ingin memastikan seluruh kebijakan yang diambil berbasis data dan riset yang kuat sehingga memberikan dampak nyata bagi kesehatan masyarakat,” ujar Dadan.
Dadan juga menekankan keberhasilan MBG memerlukan dukungan lintas sektor dan pendekatan komprehensif.
“Kami tidak hanya fokus pada penyediaan makanan bergizi, tetapi juga memastikan masyarakat memiliki pemahaman baik tentang pentingnya gizi seimbang. Untuk itu, NCoE MBG akan menjadi pusat informasi dan edukasi bagi pemangku kepentingan,” jelas beliau.
Selain NCoE MBG yang dikelola IPB University di Bogor, beberapa Regional Centre of Excellence (RCoE) juga akan didirikan dan dikelola jaringan universitas untuk mendukung implementasi MBG di daerah.
Menteri PPN/Kepala Bappenas mengungkapkan MBG tidak dapat berjalan sendiri dan memerlukan dukungan lintas sektor.
“Melalui peluncuran NCoE MBG ini, kami mengajak seluruh stakeholders untuk berpartisipasi aktif mendukung dan menyukseskan MBG. Ke depannya, diharapkan ini menjadi pusat kolaborasi pengembangan MBG yang mendukung pemenuhan gizi nasional, melalui pengajaran dan pelatihan, pusat penelitian dan inovasi, manajemen pengetahuan, serta katalisator pengembangan kebijakan,” jelas Menteri Rachmat.
Rektor IPB University Arif Satria menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan yang diberikan Kementerian PPN/Bappenas, BGN, dan UNICEF menjadikan IPB sebagai NCoE MBG.
IPB University beberapa kali menerima kepercayaan sebagai CoE di berbagai bidang, yang terakhir adalah sebagai Pusat Unggulan Antar Universitas dalam Bidang Ketahanan Pangan.
IPB University akan mengoptimalkan mobilisasi dosen sebagai peneliti, pelatih, dan inovator, serta pengembangan dan pemanfaatan fasilitas di laboratorium fakultas, departemen, dan pusat-pusat studi untuk menyukseskan MBG.
IPB University juga siap bekerja sama dengan berbagai pihak dalam membangun ekosistem penyediaan pangan, termasuk dengan Bumdes, koperasi, dan kelompok tani.
Selain itu, IPB University akan mengembangkan model dapur yang disesuaikan dengan karakteristik setempat, memastikan standar gizi dalam menu MBG, serta berinovasi bersama BGN, instansi pemerintah lainnya, sektor bisnis, lembaga mitra, dan organisasi non-pemerintah nasional maupun internasional.
“NCoE membawa perspektif baru dalam pelaksanaan MBG melalui kombinasi penelitian, pengelolaan pengetahuan, inovasi, dan peningkatan kapasitas,” ujar Perwakilan UNICEF Indonesia Maniza Zaman.
“UNICEF dengan senang hati mendukung pusat ini sebagai bagian pendekatan komprehensif kami untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat di Indonesia. Kami bekerja dengan berbagai cara, termasuk menghasilkan bukti tentang intervensi hemat biaya dan berdampak tinggi bagi ibu hamil, anak balita, dan anak usia sekolah, bahkan di daerah yang sulit dijangka,” tambah Maniza.
Bersamaan peluncuran NCoE MBG ini juga diluncurkan Buku Rekomendasi Penyelenggaraan Program MBG yang disusun Kementerian PPN/Bappenas dan BGN bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, serta UNICEF dengan dukungan kepakaran dari IPB University.
NCoE MBG ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan MBG untuk memastikan keberlanjutan serta efektivitasnya dalam meningkatkan kesejahteraan gizi masyarakat Indonesia. (Yadi/Burhan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar