Jakarta, WaraWiri.net - Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menerima kunjungan International Food Policy Research Institute (IFPRI) untuk membahas strategi ketahanan pangan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Menteri Rachmat Pambudy menegaskan ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas utama pembangunan.
“RPJMN 2025-2029 disusun berdasarkan visi dan misi Presiden Indonesia 2024-2029, dengan tiga target utama, yaitu pertumbuhan ekonomi 8 persen, penurunan tingkat kemiskinan ekstrem menjadi nol persen pada 2026, serta peningkatan kapasitas SDM. Dalam kerangka ini, ketahanan pangan menjadi faktor kunci dalam mendukung pencapaian target pembangunan, saya berharap IFPRI bisa berkolaborasi untuk mempertajam berbagai program dan strategi ketahanan pangan,” jelas Menteri Rachmat Pambudy, Rabu (19/02/2025).
Menteri Rachmat Pambudy menyoroti pentingnya pembaruan MoU antara Indonesia dan IFPRI pada 2025-2029.
MoU yang berlangsung dari 2019-2024 telah menjadi landasan bagi kerja sama strategis dalam penelitian berbasis bukti untuk mengurangi kemiskinan serta meningkatkan ketahanan pangan dan gizi.
Pembaruan MoU ini selaras dengan RPJMN 2025-2029, sehingga dapat mendukung target pembangunan nasional yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
Pemerintah berfokus pada tiga aspek utama dalam ketahanan pangan, yaitu memastikan ketersediaan pangan melalui pengembangan sentra produksi dan stok pangan pemerintah, meningkatkan kualitas konsumsi pangan melalui diversifikasi dan fortifikasi, serta meningkatkan produktivitas sektor pangan melalui hilirisasi dan tata kelola yang lebih baik.
Salah satu program unggulan dalam RPJMN 2025-2029 adalah Makan Bergizi Gratis, untuk membangun generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif menuju Indonesia Emas 2045.
Lebih lanjut, Indonesia juga berkomitmen pada transformasi sistem pangan dalam rangka mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs).
Pemerintah sedang menyusun Convergence Action Blueprint bersama FAO untuk memastikan sistem pangan yang berkelanjutan dengan dampak minimal terhadap perubahan iklim.
Melalui berbagai strategi dan kerja sama, Indonesia berharap dapat membuka potensi penuh sektor pangan dan pertanian, meningkatkan investasi, serta memastikan ketahanan pangan bagi seluruh masyarakat.
“Kerja sama ini mencakup berbagai aspek penting, mulai dari pengembangan alat perencanaan kebijakan hingga peningkatan kapasitas SDM sektor pertanian. Saya berharap upaya kolaborasi ini dapat mewujudkan sistem pangan berkelanjutan,” pungkas Menteri Rachmat. (Dimas/Tedy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar