Wamenperin: Melalui Berbagai Produk Unggulan, IKM Harus Kuasai Pasar Nasional

Wamenperin: Melalui Berbagai Produk Unggulan, IKM Harus Kuasai Pasar Nasional. (Dok. Kemenperin RI/Istimewa)

Jakarta, WaraWiri.net - Kementerian Perindustrian terus mendorong industri kecil dan menengah (IKM) untuk bisa lebih berdaya saing dan menguasai pasar domestik hingga internasional. 

Selama ini IKM telah membuktikan perannya menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Untuk semakin mengembangkan industri di tanah air, Kemenperin memandang perlunya kolaborasi antara pelaku industri dengan para pengggerak sektor ekonomi lain. 

Untuk lingkup IKM, Kemenperin berupaya terus mendorong terciptanya kolaborasi dengan para pemangku kepentingan dalam pembinaan, penguatan dan pemberdayaan IKM yang akan memberikan efek domino positif bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. 

Dengan kolaborasi tersebut, IKM bisa mengembangkan produk yang lebih inovatif dan berkualitas tinggi.

Kemenperin berupaya terus mendorong terciptanya kolaborasi ini agar IKM dapat mengembangkan produk yang lebih inovatif dan berkualitas tinggi. 

“Jika produk IKM berkualitas tinggi, hal ini meningkatkan posisi mereka di pasar dan memungkinkan mereka untuk bersaing dengan produk impor,” kata Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza dalam Awarding Gebyar IKMA 2024 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (14/11/2024).

Wamenperin mengemukakan, pelaku IKM memiliki semangat dan jiwa usaha yang tangguh di tengah kondisi sulit, seperti yang dialami pada masa pandemi Covid-19. 

“Pada saat itu, hampir semua produk yang kita butuhkan, diisi oleh produk IKM. Contohnya adalah produk makanan. Sektor IKM malah banyak yang tumbuh pada masa itu,” ungkapnya.

Wamenperin optimistis, IKM tetap memegang peran penting dalam penguatan struktur industri dan turut mendorong pertumbuhan perekonomian nasional. 

Apalagi populasi IKM saat ini berjumlah 4,52 juta unit usaha, mendominasi sebesar 99,7 persen dari total unit usaha industri. IKM juga menyerap tenaga kerja sebanyak 12,37 juta orang (berdasarkan proporsi IKM dalam data Sakernas).

“Pasar IKM kita sangat besar dan luas, produk unggulannya juga bervariasi, dari Sabang sampai Merauke. Ini yang harus menjadi potensi dan peluang IKM untuk menguasai pasar nasional kita, dan bersyukurnya juga bisa ekspor,” tuturnya.

IKM juga tercatat mampu menyumbang sebesar 20,97 persen dari total nilai output industri. 

“Angka ini menunjukkan peran strategis sektor IKM khususnya dalam hal peningkatan nilai tambah menjadi produk industri lokal, kemudian peran terhadap penyerapan tenaga kerja, serta pemerataan kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan,” imbuhnya.

Wamenperin menambahkan, Indonesia memiliki peluang besar pada bonus demografi dengan sebagian besar penduduk berada dalam usia produktif. 

Pada tahun 2030 nanti, menjadi puncak populasi usia kerja Indonesia yang akan mencapai lebih dari 70 persen dari total penduduk.

“Bonus demografi ini bisa menjadi daya dorong untuk peningkatan produktivitas, termasuk di sektor IKM,” ujarnya.

Penganugerahan penghargaan pada gelaran Gebyar IKMA  diharapkan  memberikan optimisme bagi semua kalangan bahwa sektor IKM Indonesia memiliki potensi untuk tumbuh mandiri dan mampu menjawab tuntutan perubahan zaman. 

Hal ini sesuai dengan tema Gebyar IKMA 2024, yaitu “Mendorong Kemandirian IKM melalui Inovasi dan Penguatan Rantai Pasok Industri”.

Menurutnya, tema tersebut menekankan upaya-upaya yang dilakukan oleh Kemenperin untuk mendorong berkembangnya IKM yang inovatif, berdaya saing dan dapat mendukung rantai pasok sehingga mampu menjawab tantangan yang ada di pasar global.

Faisol juga memberikan apresiasi kepada para pelaku IKM yang meraih penghargaan dari beberapa program dan kompetisi yang diselenggarakan oleh Ditjen IKMA pada tahun 2024. 

“Selamat kepada para pemenang, semoga apa yang yang didapatkan hari ini, bisa menjadi titik tolak ukur, untuk mejadikan produk kalian semua menjadi produk unggulan yang dibanggakan di masa mendatang,” ujarnya.

Ia menyampaikan, IKM mampu menghasilkan karya kreatif dan inovatif berkat kolaborasi antar sektor ekonomi yang kuat. 

“Melalui karya dan kolaborasi tersebut, kita bisa melihat berbagai jawaban atas tantangan ketahanan pangan, teknologi, sustainability dan juga lapangan pekerjaan yang inklusif untuk Indonesia yang lebih baik,” katanya.

Kementerian Perindustrian melalui Ditjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) sukses menyelenggarakan acara Gebyar IKMA 2024 yang rutin digelar setiap tahun sejak 2022. 

Gebyar IKMA menjadi puncak penganugerahan penghargaan, kompetisi, dan program akselerasi di bidang IKM yang digelar oleh Ditjen IKMA.

Gebyar IKMA tahun ini dilaksanakan pada 12-17 November 2024 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta dengan beberapa rangkaian kegiatan, meliputi pameran yang menampilkan produk IKM peserta terbaik program Ditjen IKMA, yaitu One Village One Product (OVOP), Indonesia Food Innovation (IFI), Startup4Industry (S4I), Creative Business Incubator (CBI), IKM kosmetik, penerima Upakarti, IKM binaan BPIPI, serta produk IKM alumni program kompetisi Ditjen IKMA. 

Pameran tersebut bertempat di area Mosaic Walk dan Food Society A Mal Kota Kasablanka, Jakarta.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita menyampaikan, pameran Gebyar IKMA 2024 melibatkan sekitar 137 IKM unggulan yang merupakan lulusan berbagai program kompetisi dan penghargaan Ditjen IKMA. 

Produk yang ditampilkan mulai dari makanan dan minuman, fesyen, kerajinan, alas kaki, kosmetik, teknologi startup, dan berbagai produk lain.

Reni menambahkan, Ditjen IKMA juga melaksanakan Business Matching pada 12-13 November 2024 yang diikuti oleh 97 calon mitra atau buyer dan 140 IKM, terdiri dari para IKM-IKM nominator IFI, Startup4Industry (S4I), OVOP, CBI, serta IKM sandang dan kerajinan. 

Melalui Business Matching ini, IKM dapat memperkenalkan usaha dan keunggulan produknya secara langsung kepada calon buyer sehingga dapat terjalin kerja sama antara IKM dengan buyer.

“Business Matching ini juga menjadi sarana untuk mempertemukan langsung IKM unggulan peserta program fasilitasi Ditjen IKMA dengan perusahaan, ritel dan industri terbaik dalam rangka memperkuat dukungan terhadap IKM agar naik kelas, serta membantu buyer untuk mendapatkan produk IKM yang berkualitas,” tutur Reni.

Agenda lain dalam rangkaian Gebyar IKMA yaitu workshop untuk mengetahui dan mengidentifikasi tingkat kesiapan IKM dalam mengimplementasikan transformasi Industri 4.0 ke dalam kegiatan produksi dan proses bisnisnya (Indonesia Industry 4.0 Readiness Index atau INDI 4.0). 

Kegiatan ini diikuti oleh 118 IKM unggulan dengan keluaran dari kegiatan ini adalah hasil nilai self-assessment INDI 4.0 untuk IKM.

Dalam acara Gebyar IKMA 2024, Ditjen IKMA Kemenperin juga memberikan apresiasi bagi 29 IKM penerima penghargaan dan pemenang program kompetisi yang digelar tahun 2024. 

Penganugerahaan ini merupakan bentuk dukungan dan pengakuan pemerintah kepada IKM unggulan sekaligus bentuk sosialisasi kegiatan kompetisi dan pembinaan yang telah diselenggarakan oleh Ditjen IKMA kepada Kementerian/Lembaga, para pelaku IKM, asosiasi, dan masyarakat luas.

Reni berharap melalui acara ini branding Ditjen IKMA dapat meningkat dan semakin memotivasi lebih banyak IKM untuk mengikuti program fasilitasi yang dilaksanakan oleh Ditjen IKMA. 

Selain itu, Gebyar IKMA diharapkan dapat menjadi sarana pertukaran informasi mengenai teknologi, peningkatan kemampuan SDM, manajemen mutu maupun peluang pasar.

“Semoga Gebyar IKMA dapat memberikan energi dan semangat baru bagi IKM untuk melakukan promosi produk serta menjalin komunikasi dan kemitraan yang saling menguntungkan dengan ekosistem yang ada, baik dengan sesama pelaku IKM maupun dengan sektor ekonomi lain yang akan menjadi calon mitra,” tegas Reni.

Adapun para penerima penghargaan di antaranya 12 IKM OVOP Bintang 3, 46 IKM OVOP Bintang 2, dan 55 IKM OVOP Bintang 1. Penghargaan OVOP diberikan kepada IKM yang berlokasi di sentra IKM, menghasilkan produk kelas global yang unik dan khas daerah dengan memanfaatkan sumber daya lokal.

Sementara, penghargaan Indonesia Food Innovation (IFI) ditujukan bagi IKM pangan terpilih yang mempunyai inovasi produk dan/atau proses dan berbahan baku utama sumber daya lokal agar siap menjadi industri pangan yang marketable, profitable, dan sustainable, dengan dua pemenang pada kategori intermediate product dan tiga pemenang pada kategori end product. 

Selanjutnya, kompetisi Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA) yang ditujukan untuk melahirkan desainer muda berbakat yang memiliki visi sustainability dalam bidang kriya dan fesyen. Terdapat enam pemenang IFCA, terdiri atas tiga pemenang pada komoditi fesyen dan tiga pemenang pada komoditi craft.

Selain itu, terdapat lima pemenang Startup4Industry, meliputi tiga pemenang kompetisi dan dua penerima apresiasi. 

Penghargaan Startup4industry diberikan kepada startup yang teknologi/solusinya berhasil mencapai key performance index yang ditargetkan sekaligus juga memberikan dampak terbaik kepada IKM selama masa proyek implementasi pada Startup4industry 2024. (Yadi/Burhan)

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar







ADVERTISING

ADVERTISING