Mataram, WaraWiri.net - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Balai Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tanggal 30 Oktober s.d. 1 November 2024 di Lombok Raya Hotel, Mataram, NTB.
Sejak tahun 2022 hingga 2023, Balai Bahasa Provinsi NTB telah menyelenggarakan dua kali FTBI tingkat provinsi, pada tahun ini merupakan tahun ketiga Balai Bahasa melaksanakan FTBI di tingkat provinsi.
FTBI Tahun 2024 dihadiri oleh pemenang dan pendamping dari setiap lomba. Terdapat tujuh kategori yang dilombakan, yaitu lomba membaca puisi, bewaran/bercerita, menulis cerpen, menulis aksara, nembang, pidato, dan bebanyolan/komedi tunggal dengan menggunakan bahasa Sasak, Samawa, dan Mbojo.
FTBI merupakan agenda tahunan dan menjadi penutup dalam rangkaian program Revitalisasi Bahasa Daerah yang bertujuan untuk mengapresiasi hasil belajar siswa dalam bidang bahasa dan sastra daerah Provinsi NTB.
Dalam rangkaian sebelumnya, yakni Bimbingan Teknis Guru Master, sebanyak 251 guru master dari sepuluh kabupaten dan kota di NTB telah diberikan pembinaan pengajaran bahasa daerah, yakni bahasa Sasak, Samawa, dan Mbojo, melalui beragam kesenian dan sastra.
Materi pembinaan kemudian diimbaskan kepada siswa di daerah dan lingkup kerja para guru master, hasil pengimbasan dirayakan dalam kegiatan FTBI ini.
Dalam sambutannya secara daring, Sekretaris Badan Bahasa, Hafidz Muksin, menyampaikan bahwa FTBI tidak hanya bertujuan melestarikan dan menguatkan bahasa daerah di wilayah-wilayah target, tetapi juga bertujuan untuk menemukan potensi siswa dalam bidang bahasa dan sastra.
Selain itu, dengan adanya keterlibatan pemerintah daerah pada kegiatan FTBI ini menjadi bukti nyata telah terjalinnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam upaya melestarikan bahasa daerah, khususnya di Provinsi NTB.
Setelah mendapatkan pemenang dari FTBI tingkat Provinsi NTB, selanjutnya para pemenang akan diundang ke Festival Tunal Bahasa Ibu Nasional (FTBIN) yang rencananya akan diselenggarakan pada bulan Februari 2025 di Jakarta.
"Nantinya, selain peserta Lomba Penulisan Cerita Pendek yang akan melanjutkan perjuangan dalam kemah cerpen, ada pemenang dalam mata lomba lainnya yang akan maju ke tingkat nasional untuk merayakan keberhasilan kita bersama. Inilah apresiasi kami kepada adik-adik luar biasa yang dengan senang hati menjaga bahasa daerah kita," jelas Hafidz.
Hafidz menambahkan, kumpulan cerpen dari hasil lomba di FTBIN nantinya akan dikumpulkan menjadi sebuah antologi yang berjudul Khatulistiwa.
“Para peserta yang memiliki talenta akan kita kembangkan dan kita bina sehingga tidak hanya berhenti di FTBI tingkat provinsi saja, namun kami akan mendorong agar adik-adik menjadi orang-orang hebat yang akan terus dibina sehingga menghasilkan karya-karya fenomenal,” tambah Hafidz.
Mengakhiri sambutannya, Hafidz berharap kegiatan ini mampu membuat siswa dan guru lebih bersemangat menyemarakkan kegiatan dalam rangka pelestarian bahasa daerah.
“Jadikan lomba FTBI ini menjadi lomba yang menyenangkan dan membahagiakan untuk meraih masa depan yang lebih gemilang,” pungkas Hafidz.
Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB, Puji Retno Hardiningtyas, mengatakan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 300 peserta dari siswa jenjang SD dan SMP dari sepuluh kabupaten dan kota di NTB.
“FTBI hendaknya kita jadikan pemacu dalam melestarikan bahasa Ibu bersama keluarga, sekolah, komunitas, guru, dan pemerintah daerah,” ujarnya.Kegiatan FTBI ini tidak lepas dari peran guru master dan pemerintah daerah.
Lebih lanjut, Puji Retno menyampaikan rasa apresiasi yang tinggi terhadap komitmen pemerintah setempat yang telah menyelenggarakan FTBI di tingkat kabupaten dan kota.
"Kami berharap, revitalisasi bahasa daerah ini terus dapat dilaksanakan dengan dukungan dari seluruh unsur pemangku kepentingan. Dan seluruh kabupaten dan kota dapat melaksanakan FTBI dengan dikoordinasikan oleh dinas setempat, bukan hanya atas inisiatif pribadi sekolah,” ucapnya.
Selanjutnya, Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Lalu Gita Ariadi, mewakili Penjabat (Pj) Gubernur, membuka secara resmi kegiatan FTBI Tingkat Provinsi NTB dengan memberikan sambutan dan arahan terkait peran pemerintah daerah dan kebijakan bahasa daerah Provinsi NTB.
Ia menyampaikan bagaimana tata pemerintahan kini memiliki arah yang lebih jelas.
“Kebijakan Badan Bahasa yang berada di bawah Kemendikdasmen menjadi bukti bahwa bahasa dianggap sebagai hal yang fundamental dalam pembentukan karakter anak. Bahasa yang baik, termasuk bahasa Ibu, menjadi jati diri dan budaya bangsa sehingga perlu ditanamkan sejak dini,” ungkapnya.
Gita menambahkan, Pemerintah Provinsi NTB terus berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh atas kebijakan pemerintah pusat.
“Apabila ada arahan khusus, kami siap membentuk dinas kebudayaan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota. Dengan demikian, arahan dan wewenangnya akan lebih luas dan berdampak, sehingga kebijakan terkait bahasa dan budaya juga tidak akan di pingpong,” tuturnya.
Selanjutnya, ia juga mengapresiasi kepada Badan Bahasa atas pelaksanaan pelestarian bahasa daerah untuk menjaga identitas budaya, khususnya di NTB.
“Semoga kegiatan-kegiatan kreatif dan inovatif seperti ini akan terus dilakukan. Bila kita miskin inovasi, tidak lama lagi bahasa daerah kita pasti akan tergerus," tutupnya.
Selain Sekretaris Daerah Provinsi NTB, turut hadir juga perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB, Kepala Bappeda Provinsi NTB, Direktur IPDN Kampus NTB, perwakilan Wali Kota Mataram, dan mitra-mitra Balai Bahasa Provinsi NTB lainnya.
Seluruh tamu undangan tersebut hadir untuk menunjukkan keterlibatannya dalam mendukung revitalisasi bahasa daerah. (Ahmad/Rosa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar