Jakarta, WaraWiri.net - Kementerian Agama tahun ini menggandeng Leiden University untuk program AIR Funds atau Awakened Indonesia Research Funds.
Ini merupakan program baru yang dirilis Kementerian Agama dalam rangka melahirkan peneliti bereputasi internasional dari dosen Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK).
Dengan menggandeng Leiden University sebagai mitra internasional, diharapkan ke depan dosen PTK memiliki portofolio penelitian bereputasi internasional.
Hal ini disepakati saat pembahasan dokumen MoU antara Kementerian Agama dengan Leiden University pada Jum’at (05/07/2024) di Kantor Kementerian Agama.
Rapat ini dipimpin oleh Juru Bicara Kementerian Agama, Anna Hasbie. Hadir, perwakilan dari Leiden University, yaitu: Marrik Bellen (KITLV), Bart A. Barendregt (FSW), Verena Meyer (LIAS), dan Zweta Manggarani (KITLV).
Dari Kemenag, hadir Ketua PMO BIB Muhammad Aziz Hakim, perwakilan Biro Hukum dan Kerja sama Luar Negeri Tovan Akbar, Pengelola PMO BIB Umu Shofah dan Fatkhu Yasik, dan Syaifuddin Zuhri selaku salah satu eskspert Program AIR Funds Kementerian Agama.
Anna Hasbie menyampaikan pentingnya program ini bagi pengembangan PTK dan peningkatan reputasi para dosen sebagai ilmuan.
Ia berharap, program ini akan menemukan bibit peneliti unggulan yang kelak akan menjadi ilmuwan bereputasi di bidangnya pada level internasional.
“Program ini akan menyasar seluruh dosen PTK binaan Kementerian Agama. Tidak hanya dosen yang ada pada kampus Islam saja, tapi dosen-dosen yang ada di kampus keagamaan Kristen, Hindu, Katolik, Buddha, dan Konghucu juga kita harapkan dapat mengikuti program ini,” terang Anna Hasbie yang akrab disapa Bu Anna di hadapan seluruh peserta rapat.
Gagasan kerja sama ini disambut baik oleh Leiden University.
Menurut Bart A. Barendregt, Leiden University akan berperan aktif dalam merancang program bersama dengan Kementerian Agama.
Sehingga, tema besar riset yang akan dijalankan sesuai dengan isu besar yang dikehendaki oleh Kementerian Agama.
Lebih lanjut, Marrik Bellen menekankan, agar tujuan program ini dapat dicapai secara optimal, maka keterlibatan Leiden University mulai tahap perancangan program sangat penting.
“Pengalaman kami sebelumnya, tidak seluruh peserta program mampu menyelesaikan program pada waktunya. Untuk itu, dalam program yang akan kita gagas, harapannya pihak Leiden University juga dapat dilibatkan sejak tahap perencanaan dan seleksi,” terangnya saat sesi pembahasan.
Sebagaimana disampaikan di awal, Program AIR Funds Kementerian Agama ini merupakan program baru dan menjadi salah satu program unggulan Kementerian Agama.
Pendanaan program ini berasal dari anggaran Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) khusus untuk riset.
Dengan skema pendanaan multi years, Kementerian Agama berharap para penerima program yang notabene adalah peneliti mampu fokus meneliti dan tidak mengkhawatirkan aspek pembiayaan.
“Skema pembiayaan multi years ini memudahkan kita untuk mendesain tema-tema penelitian unggulan yang akan kita biayai.
Setidaknya saat ini ada 3 (tiga) klaster besar penelitian, yakni: (1) bidang sains, teknologi, dan kedokteran; (2) sosial humaniora; dan (3) kebijakan,” terang Muhammad Aziz Hakim saat mengelaborasi desain program dihadapan perwakilan KITLV – Leiden University.
Tahap selanjutnya, setelah pertemuan ini Kementerian Agama bersama Leiden University akan melakukan pembahasan terkait detail program.
Pada awal Agustus 2024, program AIR Funds ini akan dirilis dan para peneliti dari PTK diharapkan dapat mulai mendaftar.
Setelah melalui beberapa tahap seleksi, para peneliti yang diterima akan menerima pembiayaan program mulai September 2024, dan memungkinkan program dibiayai dengan mekanisme multi years di tahun-tahun berikutnya. (Alif/Budi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar