Jakarta, WaraWiri.net - Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di luar kelas, yang didorong Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), telah menghasilkan berbagai manfaat untuk pendidikan tinggi di Indonesia.
Melalui program-program yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek maupun yang diselenggarakan secara mandiri oleh perguruan tinggi di seluruh Indonesia, mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang bermakna.
“Mengikuti program MBKM meninggalkan kesan mendalam bagi mahasiswa peserta program. Karena para mahasiswa berbagi keterampilan penting yang bermanfaat bagi pembentukan kepribadian dan persiapan memasuki dunia kerja menjadi terasah,” terang Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam, di Jakarta (2/6).
Di antara enam program MBKM yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek adalah Program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), di mana untuk pelaksanaan tahun 2023 akan menghadirkan skema pendanaan parsial antara mahasiswa dengan pemerintah atau skema pendanaan bersama (co-funding).
Melalui jalur co-funding ini, Program IISMA memberikan kesempatan lebih banyak kepada mahasiswa Indonesia yang hendak mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi luar negeri terbaik selama satu semester dengan pembiayaan yang berasal dari dua pihak, yaitu dana dari pemerintah dan mahasiswa secara mandiri.
“Pembukaan Program IISMA jalur co-funding ini sejalan dengan terus meningkatnya antusiasme dan animo yang tinggi baik dari mahasiswa, perguruan tinggi dalam negeri, dan berbagai institusi pendidikan terbaik di luar negeri,” jelas Nizam.
Sejak digulirkan tahun 2021, terdapat lebih dari 20.000 mahasiswa telah mendaftar ke Program IISMA dan sebanyak 3.797 mahasiswa jalur sarjana maupun vokasi telah dikirim ke luar negeri untuk mencari pengalaman, memperkaya wawasan, dan mengenalkan budaya Indonesia ke berbagai penjuru dunia.
Sepanjang perjalanannya, Program IISMA menjadi salah satu program favorit dan terbuka untuk seluruh mahasiswa dari Sabang hingga Merauke. Bertujuan menyiapkan mahasiswa yang mampu berkontribusi lebih bagi pembangunan daerahnya, program IISMA hingga saat ini telah mengirimkan 9 orang mahasiswa yang berasal dari daerah tertinggal. Selain itu, Program IISMA juga telah memberangkatkan 73 mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dan KIP-K.
Kehadiran Program IISMA juga menjadi langkah diplomasi bagi Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan diplomasi di tingkat internasional melalui pertemuan mahasiswa lokal dan internasional, dosen dan masyarakat. Jaringan dapat diperoleh dengan terlibat dalam kegiatan akademik dan non-akademik di universitas tuan rumah.
“Selain mendapatkan kesempatan untuk belajar di berbagai perguruan tinggi terbaik, peserta Program IISMA juga menjadi mahasiswa yang akan menjalankan peran penting sebagai duta bangsa yang memperkenalkan nilai-nilai budaya luhur bangsa,” lanjut Nizam.
Sebagai program yang berfokus pada pengembangan kompetensi mahasiswa, terbukanya jalur skema co-funding menjadi membuka lebih banyak pintu bagi putra-putri terbaik bangsa untuk belajar dan menumbuhkembangkan potensi diri. Pengalaman tersebut kemudian akan menjadi modal penting bagi mahasiswa dalam pemenuhan perannya sebagai calon pemimpin bangsa di masa yang akan datang.
“Oleh sebab itu, kami mengajak seluruh talenta-talenta terbaik yang dimiliki Indonesia untuk mendaftar ke dalam Program IISMA Co-funding dan merasakan atmosfer pembelajaran di berbagai perguruan tinggi terkemuka di seluruh dunia,” tandas Nizam.
Periode pendaftaran Program IISMA Pendanaan Bersama (co-funding) akan dimulai pada tanggal 10 Juni 2023. Informasi lebih lanjut terkait program ini dapat diakses melalui laman resmi https://iisma.kemdikbud.go.id/. (Fajar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar