Pimpin Percepatan Aksesi OECD, Menko Airlangga Tegaskan Komitmen Reformasi Indonesia. (Dok. Kemenko)
Jakarta, WaraWiri.net - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mempertegas komitmen Indonesia dalam proses keanggotaan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) melalui penguatan kolaborasi antar Kementerian/Lembaga. Menko Airlangga, selaku Ketua Pelaksana Tim Nasional OECD, memimpin rapat koordinasi lintas kementerian dengan agenda utama “Diskusi dengan Deputy Secretary General OECD tentang Perkembangan Proses Aksesi Inndonesia ke OECD” di Jakarta, Kamis (11/12).
Dalam Rakor tersebut, Menko Airlangga menyampaikan perkembangan kemajuan aksesi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Hubungan Indonesia dan OECD telah dimulai sejak tahun 2007 pada saat menjadi mitra kunci OECD. Hal ini kemudian diperkuat dengan intensi Indonesia menjadi anggota penuh OECD melalui surat yang dilayangkan pada bulan Juli 2023.
Status Indonesia kemudian berubah menjadi negara kandidat aksesi semenjak bulan Maret 2024. Indonesia adalah negara Asia Tenggara pertama yang memulai proses aksesi ke OECD kemudian disusul oleh Thailand beberapa bulan berikutnya di tahun yang sama.
Menko Airlangga menegaskan bahwa proses aksesi ini adalah instrumen efektif untuk percepatan transformasi di sektor ekonomi, sosial, dan tata kelola.
"Reformasi struktural ini selaras dengan Visi Indonesia Emas 2045 dan menjadi katalis untuk mencapai prioritas Presiden Prabowo, dari ketahanan pangan hingga kualitas investasi," tutur Menko Airlangga.
Pada pemaparan teknis, Menko Airlangga melaporkan perkembangan signifikan dalam fase Tinjauan Teknis. Tiga sektor awal seperti Lingkungan, Perdagangan, dan Kebijakan Digital telah memasuki proses peninjauan, termasuk verifikasi lapangan oleh Tim OECD pada sektor Lingkungan.
Menko Airlangga menekankan bahwa kecepatan dan ketepatan respons kuesioner dari Kementerian/Lembaga merupakan faktor krusial, mengingat OECD menerapkan penilaian berbasis bukti, bukan sekadar komitmen politik. Karena itu, ia meminta dukungan penuh dari seluruh K/L dan pemangku kepentingan untuk memastikan Indonesia dapat memenuhi standar global yang ditetapkan.
Dalam kesempatan tersebut, Deputi Sekjen OECD Frantisek Ruzicka menegaskan posisi strategis Indonesia dalam OECD dan menyebut Indonesia sebagai mitra yang semakin penting di tingkat global maupun kawasan.
“Indonesia adalah key partner sekaligus aktor strategis di Asia Tenggara dan Indo-Pasifik,” ujar Deputi Sekjen Ruzicka.
Deputi Sekjen Ruzicka menambahkan bahwa OECD siap mendukung proses Indonesia menuju negara maju melalui pendampingan teknis dan penguatan reformasi lintas sektor.
Menutup Rakor, Menko Airlangga menyampaikan bahwa target Indonesia adalah dapat menjadi anggota penuh OECD pada periode pertama pemerintahan Presiden Prabowo.
“Kita telah membangun momentum. Tinggal memastikan seluruh K/L bergerak serempak dengan standar global,” tegas Menko Airlangga. Kunjungan Delegasi OECD kali ini menjadi evaluasi awal atas konsistensi koordinasi tersebut dan menjadi indikator kesiapan Indonesia memasuki klub ekonomi maju.
Lebih lanjut, Menko Airlangga mengatakan aksesi Indonesia ke OECD diharapkan dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan yang mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, karena tujuan utamanya adalah menghadirkan kebijakan yang lebih baik demi kesejahteraan publik. Selain itu, Indonesia juga telah menunjukkan kepada OECD bahwa seluruh proses yang dijalankan bersifat transparan dan terbuka.
“Indonesia betul-betul dilihat sebagai negara yang sangat feasible di global, diikuti dengan reform dan transformasi di ekonomi dan termasuk juga arahan Bapak Presiden untuk selalu melakukan debottlenecking, debirokratisasi dan transformasi yang cepat,” pungkas Menko Airlangga dalam sesi konferensi pers kepada media setelah pelaksanaan Rakor.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, diantaranya yaitu Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini, Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Nasir, Wakil Ketua KPK Agus Joko Pramono, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri, Duta Besar RI untuk Prancis, Andorra, dan Monako, sekaligus Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Mohamad Oemar, Deputy Director for Legal Affairs and the OECD Accession Coordinator Gita Kothari, Head of OECD Jakarta Office Massimo Geloso Grosso, OECD Head of South Asia and South-east Asia Division Alex Boehmer, serta perwakilan Kementerian/Lembaga anggota Tim Nasional OECD. (Bambang)
















